ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS
DAFTAR ISI

Cover i
Kata pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Definisi 3
2.2 Etiologi 3
2.3 Patofisiologi   3
2.4 Manifestasi Klinik 6
2.5 Penatalaksanaan Pankreatitis 7
2.6 Komplikasi Pankreatitis 8
2.7 Pengkajian 9
2.8 Diagnosa Keperawatan 10
2.9 Intervensi Keperawatan 10
BAB III KESIMPULAN 16
3.1 KESIMPULAN 16
3.2 SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pankreas adalah kelenjar rasemosa besar dan memanjang yang terletak melintang dibelakang lambung.Diantara limpa dan duodenum.Sekresi eksternalnya mengandung enzim pencernaan.Sekresi internal pankreas mengandung enzim pencernaan.Insulin dihasilkan oleh sel-sel beta dan sekresi lainnya glukagon dihasilkan oleh sel-sel alfa.Sel alfa, beta dan delta membentuk kumpulan disebut pulau langerhans.
Pankreas memiliki fungsi endokrin dan eksokrin :
Kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim kedalam duodenum proksimal. Sekreatin dan kolesistikinin, pankreozimin (CCK-P2, cholestokinin-pankreozymin) merupakan hormon traktus gastrointestinal yang membantu mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan sekresi pankreas.Disamping itu faktor-faktor neural juga mempengaruhi sekresi enzim pankreas.Disfungsi pankreas sedini mungkin harus terjadi sebelum timbul penurunan sekresi enzim dan gangguan pencernaan protein serta lemak.Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500 hingga 2500 ml/hari.
Pertimbangan gerontologi dengan bertambahnya usia terjadi sedikit perubahan pada ukuran pankreas. Namun demikian pada pasien-pasien yang berusia lebih dari 70 tahun akan mendapat peningkatan penimbunan lemak dan bahan fibrosa dalam pangkreas, disamping itu dengan bertambahnya usia ditemukan sejumlah perubahan arterosklerotik yang terlokalisir. Beberapa penelitian menunjukan berkurangnya laju sekresi pankreas (penurunan sekresi lipase, amilase dan tripsin) dan menurunkan pengeluaran bikarbonat pada pasien berusia lanjut. Beberapa gangguan pada proses absorbsi lemak yang normal terjadi bersamaan dengan pertambahan usia, dan gangguan ini mungkin disebabkan oleh kelambatan dalam pengosongan lambung serta insufisiensi pankreas. Penurunan absorbsi kalsium semua perubahan ini membuat kita harus berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil pemerikasaan diagnostik pada lansia normal dan dalam memberi konseling diet .
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa yang di maksud dengan pankreatitis ?
2. Apa penyebab dari pankreatitis?
3. Komplikasi komplikasi apa saja di penyakit pankretitis?
4. Apa  tanda dan gejala pada penyakit pankreatitis ?
5. Bagaimana gambaran atau patofisiologi jalan penyakit pada pankreatitis?
6. Bagaiman asuhan keperawatan pankreatitis?

1.3 Tujuan
Tujuan umum 
Membantu mahasiswa dalam memahami secara umum konsep dari pankreatitis
Mampu melakukan pengkajian  pada klien dengan pankreatitis
Mampu menemukan masalah keperawatan pada klien dengan pankreatitis
Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan pankreatitis
Mampu melaksanakan tindakan keperawatan  pada klien dengan pankreatitis
Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien dengan pankreatitis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Pankreas memiliki baik fungsi endokrin maupun eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan.fungsi eksokrin adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim enzim ke dalam duodenum proksimal. Dengan bertambahnya usia terjadi sedikit perubahan pada ukuran pankreas.namun demikian,pada pasien pasien yang berusia lebih dari 70 tahun akan terdapat peningkatan timbunan lemak dan bahan fibrosa dalam pankreas 
Pankreatitis (inflamasi pankreas)merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.(Brunner & Suddarth : 2001 : 1338)
2.2. Etiologi
1. Batu empedu dan penyalahgunaan alkohol terjadi pada 95%kasus pankreatitis akut
2. Penyebab lain meliputi :
Idiopatik 
Kelainan struktuk konginetal 
Obat obatan 
Infeksi virus parotitis  
Hiperkalsemia 
Hiportermi 
Hyperlipidemia
(pierce & neil: 2006:125)
2.3 Patofisiologi  
1. Pankreatitis Akut 
Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin.85%penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada traktus biliaris,meskipun demikian, hanya 5 %batu empedu yang kemudian mengalami pankreatitis.batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap dalam saluran ini pada daerah ampula fater,menyumbat aliran getah pankreas atau menyebabkan aliran balik getah empedu dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus dan demikian akan mengaktifkan enzim enzim yang kuat dalam pankreas.dalam keadaan normal,enzim anzim ini dalam bentuk inaktif sampai getah pankreas mencapai lumen duodenum.spasme dan edema pada ampula fater yang terjadi akibat duodenitis kemungkinan dapat menimbulkan pankreatitis.
Klasifikasi Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut memiliki keparahan yang berkisar dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh dengan sendirinya hinnga penyakit yang dengan cepat menjadi fatal serta tidak responsive dalam berbagai terapi.Edema dan inflamasi yang terbatas pada pankreas merupakan kejadian utama pankreatitis dalam bentuk yang lebih ringan,yang dinamakan pankreatitis interstisialis atau edematous.Meskipun bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis yang lebih ringan,namun pasien berada dalam keadaan sakit yang akut dan beresiko mengalami shok,gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit 
2. Pankreatitis Hemoragik Akut 
Merupakan bentuk pankreatitis interstisialis akut yang libih lanjut.Digestienzimatik kelanjer pankreas tersebut lebih menyebar luas dan total. Jaringan pankreas menjadi nekrotik ,dan kerusakannya meluas sampai pada sistem vaskulatur sehingga darah mengalir masuk ke dalam substansi pankreas dan jaringan retroperitoneal. Komplikasi lanjut terdiri atas kista atau abses pankreas.Pankreatitis hemoragik akut memiliki angka mortalitas sebesar 30%.


2.4 Manifestasi Klinik
Nyeri abdomen yang hebatmerupakan gejala utama pangkreatitis menyebabkan pasien datang kerumah saki. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang di sertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pangkreas  yangmengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung syaraf. Peningkatan tegangan pada kapsul pangkreas dan obstruksi duktus pangkreastikus juga manimbulkan rasa sakit. Secara khas rasa sakit pada bagian tengah ulu hati(midepigastrium). Awitannya sering bersifat akut dan terjadi 24 jam hingga 48 jam setelah makan atau mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit di tentukan lokasinya.umumnya penyakit ini menjadi semakin parah setelah makan dan tidak dapat di redakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit dapat disertai dengan distansi abdomen. Adanya masa abdominal yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristalsis. Rasasakit yang disebabkan pankreatitis sering di sertai dengan muntah. 
Pasien berada dalam keadaan sakit berat. Defens munkuler teraba pada abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang fatal. Namun demukian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis (memar) di daerah pinggang dan di sekitar ubilikus merupakan tanda dengan adanya pangkreatitis hemoragik yang berat. 
Mual dan muntah umumnya di jumpai dengan pankreatitis akut. Muntahan biasanya berasal dariisi lambung tetapi juda dapat mengandung getah empedu. Gejala panas, ikterus, konfusi dan agitasi dapat terjadi.
Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang di sebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein karena cairan ini mengalir ke dalam rongga peritoneum. Pasien dapat mengalami takikardi. Sianosis dan kulit yang dingin serta basah di samping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut sering di jumpai dengan keadaan ini.
Gangguan pernapasan serta hipiksia lazim terjadi, dan pasien dapat melihatkan gejala insiltrasi paru yang difus, dispnu, takipnu dan hasil pemeriksaan gas darah abnormal, depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan kuagulopati intravaskuler di seminata dapat pula terjadi di pankreatitis akut.     
Pankreatitis Ringan/Sedang  :
Nyeri menetap pada abdomen bagian atas yang menjalar ke punggung
Mual
Muntah
Dehidrasi
Kulitnya yang pucat
Demam dan berkeringat
Kegelisahan
Lembut perut
Pembengkaan di perut
Pireksia 
Takikardia dengan atau tanpa icterus



Pankreatitis berat/nekrotikans:
Nyeri hebat pada abdomen bagian atas
Tanda –tanda syok hipovolemik
Gangguan respirasi dan ginjal
Bising usus menurun
Perdarahan retroperitoneal dengan memar pada punggul dan umbikal

2.5 Penatalaksanaan Pankreatitis
Penatalaksanaan pasien pankreatitis akut bersifat simtomatik dan di tunjukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi.semua asupan peroral harus di hentikan untuk menghambat stimulasi dan sekresi pankreas.pelaksanaan TPN(total parental nutrition)pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting,khusus pada pasien dengan keadaan umum yang buruk,sebagai akibat dari stress metabolic yang menyertai pankreatitis akut.
Penanganan Nyeripemberian obat perda nyeri yang adekuat merupaka tindakan yang esensial dalam perjalanan penyakit pankreatitis akut karena akan mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang dapat menstimulasi sekresi pankreas.penggunaan morfin dan turunnya harus di hindari karena preparat ini dapat menyebabkan spasme sfingter oddi.
Perawatan Intensifkoreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah di perlukan untuk mempertahankan volume cairan serta mencegah gagal ginjal akut.
Perawatan Respiratoriusperawatan respiratorius yang agresif di perlukan karena risiko untuk terjadinya elevasi diafragma, infiltrasi serta efusi dalam paru, dan atelectasis cenderung tinggi.hipoksemia terjadi dengan frekuensi yang bermakna pada penderita pankreatitis akut sekalipun dalam pemeriksaan sinar-x tidak tampak adanya kelainan.
Penatalaksanaan Pasca-Akutantasid dapat di berikan ketika gejala akut pankreatitis mulai menghilang.pemberian makanan per oral yang rendah lemak dan protein dimulai secara bertahap.Kafein dan alkohol tidak boleh terdapat dalam makanan pasien. Jika serangan pankreatitis terjadi pada saat pemberian preparat diuretik tiazida, glukokortikoid atau kontrasepsi oral ,maka pemberian semua preparat ini harus di hentikan. Tindak lanjut pasien dapat mencakup pemeriksaan USG, sinar-x atau ERCP untuk menentukan apakah pankreatitis tersebut sudah mereda untuk mengkaji apakah terdapat abses pseudokista.ERCP dapat pula dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab pankreatitis akut(jika penyebab tersebut masih di pertanyakan), guna menjalani sfingterotomi endoskopik dan pengeluaran batu empedu dari dalam duktus koledokus.

2.6 Komplikasi Pankreatitis
Akut 
Abses pankreas biasanya terdapat nekrosis pankreas.
Sepsis intraabdomen 
Nekrosis pada kolon transversa
Gagal napas(ARDS) atau ginjal(NTA)
Perdarahan pankreas
Subakut/kronis 
Pembentukan pseudokista:mungkin memerlukan drainase internal atau eksternal.
Pankreatitis kronis.


2.7 Pengkajian
a. Identitas 
1.  Nama 
2.  Umur
3.  Agama 
4.  Suku bangsa
5.  Alamat
6.  Tanggal masuk rumah sakit
7.  Nomor regristrasi 
8.  Tanggal pengkajian 
9.  Diagnosa medis

b. Keluhan utama
1. Nyeri menetap pada abdomen bagian atas yang menjalar ke punggung 
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit keluarga: penyakit ini bisa di turunkan 
e. Pemeriksaan fisiik 
1. Tanda tanda vital : kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi dan penurunan tekanan darah (dona d, 1995) demam merupakan gejala yang umum biasanya dari 39c. Demam berkepanjangan dapat menandakan adaanya komplikasi gastrointestinal dan penyakit seperti peritonitis kolessistitis atau abc intra abdomen ( huddak dan gallo 1996)
2. Sistem gastrointestinal: pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani.  Bising usus menurun atau hilang karena proses peradangan dan aktifitas enzim pada motilitas usus (huddak dan gallo 1996)
3. Sistem cardiovaskuler: efek sistemik lainnya dari pelepasan ke dalam sirkulasi adalah fasodilatasi parifer yang pada gilirannya dapat menyebabkan dilitasi dan syok penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan miokardial(MDF).(huddak dan gallo 1996)
4. Sistem respirasi: pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal yang ,berhubungan dengan pranketritis angkut, ini termasuk hipoksemia arteria ,atelektasis , efusi pleura.pneumonia(huddak dan gallo 1996)

2.8 Diagnosa Keperawatan 
Berdasarkan pada semua data hasil pengkajian ,diagnosa keperawatan utama pasien pankreatitis mencakup yaitu :
Nyeri hebat berhubungan dengan inflamasi, edema , distensi  pada pankreas dan iritasi peritoneum.
Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan rasa nyeri yang hebat,infiltrat paru, efusi pleura dan atelektasis
Perubahan status nutrisi berhubungan  dengan penurunan asupan makanan dan peningkatan kebutuhan metabolisme
Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan status nutrisi yang buruk , tirah baring dan luka akibat operasi serta pemasangan drain yang lebih dari satu.

2.9 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada pankretitis yaitu :
Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman.
Memperbaiki pola napas
Memperbaiki status nutrisi
Pemantauan dan penatalaksanaan komplikasi potensial gangguan cairan dan elektrolit
Nekrosis pankreas
Syok dan gagal organ multipel
Memperbaiki integritas kulit
Pendidikan pasien dan perawatn di rumah
no Diagnosa keperwatan Tujuan Kriteria/hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri hebat berhubungan dengan inflamasi, edema , distensi  pada pankreas dan iritasi peritoneum 
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharap kan nyeri pasien berkurang 
- Nyeri berkurang
- Pasien merasa nyaman

1. Berikan meperidin ( Demerol ) secara sering seperti yang diresepkan berdasarkan tingkat nyeri dan ganguan rasa nyaman pasien 
2. Kaji tingkat nyeri sebelum dan sesudah pemberian analgesic 
3. Laporkan rasa nyeri yang tidak mereda atau intensitas nya meningkat 
4. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi tubuh yang nyaman membalik tubuh dan mengubah posisi tubuh setiap 2 jam sekali 1. Meperidin bekerja dengan menekan sistem saraf pusat dan demikian meningkat kan ambang nyeri pasien 
2. Penkajian dan pengendalian rasa nyeri sangat penting karena kegelisahan pasien meningkatkan metabolisme tubuh yang akan menstimulasi sekresi enzim-enzim palkorias dan lambung 


3. Rasa nyeri dapat meningkat enzi-enzim pankreas dan juga dapat menunjukakn ada nya perdarahan pancreas
4. Tindakan membalikkan tubuh pasien dengan sering akan mengurangi tekanan dan membantu mencegah komplikasi pulmuner  serta vaskuler    


No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria /hasil Intervensi Rasional

2. Perubahan nutrisi lebih kecil asupan nutrisi dari pada kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan asupan makanan yang tidak memadai,gangguan sekresi pankreas,peningkatan kebutuhan nutrisi yang terjadi sekunder akibat keadaan sakit yang berat dan peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien terpenuhi asupan nutrisinya - Status gizi( 4)
- Asupan makanan( 4) 1. Kaji status nutrisi yang terakhir dan kebutuhan metabolisme yang meningkat
2. Pantau kadar glukosa serum dan memberikan insulin seperti yang di resepkan
3. Berikan infus cairan serta elektrolit dan nutrisi parental seperti yang di rsepkan
4. Berikan diet tinggi karbohidrat,rendah protein dan rendah lemak ketika diet tersebut sudah dapat dtolerir
5. Beritahukan pasien untuk tidak menkonsumsi alkohol Perubahan sekresi pankreas menganggu proses pencernaan yang normal 
Perbaikan fungsi endokrin pankreas akan meningkatkan kadar glukosa serum
Infus cairan elektrolit dan nutrient sangat penting untuk memberikan cairan,kalori,elektrolit dan nutien ketika asupan per oral di larang
Makan ini meningkatkan asupan kalori tanpa menstimulasi sekresi pankreas hingga melebihi kemampuan pankreas untuk merespon
Alkohol mengakibatkan kerusakan  lebih lanjut pada pankreas dan memicu serangan pankreas akut

No Diagnosa keperawatan Tujuan Kriteria/hasil Intervensi Rasional
3 Pola pernapasan yang tidak efektif yang berhubungan dengan imobilisasi akibat rasa nyeri yang hebat,infiltrat pulmoner,efusi pleura dan atelektasis Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien di harapkan pola pernapasannya efektif - Pencegahan aspirasi (4)
- Kepatenan jalan napas(4) 1. Kaji status pernapasan (frekuensi,pola,suara napas),pulsa oksimetri dan gas arteri
2. Pertahankan posisi semi flower
3. Beritahukan dan dorong pasien untuk menarik napas dalam dan batuk setiap jam sekali
4. Bantu pasien membalik tubuh dan mengubah posisi setiap 2 jam sekali 1. Pankreatitis akut menyebabkan edema retroperitoneal ,elevasi  diafragma ,efusi pleura dan ventilasi paru yang tidak adekuat.
2. Penurunan tekanan pada diafragma yang memungkinkan ekspansi paru yang lebih besar
3. Menarik napas dalam dan batuk akan membersihkan saluran napas dan mengurangi atelektasis
4. Pengubahan posisi sering membantu aerasi dan drainase semua lobus paru

IMPLEMENTASI 

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah di buat sebelumnya  berdasarkan masalah keperawatan yang di temukan alam kasus, dengan menuliskan waktu pelaksanaan dan respon klien.

EVALUASI 

a. Nyeri dapat teratasi dengan kriteria klien mengatakan nyeri hilang atau terkontrol dan mengikuti program trapeutik
b. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan tidak terjadi dengan kriteria klien mampu mempertahankan hidrasi adekuat dengan tanda vital dalam batas normal, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, nadi periver kuat, dan secara individu mengeluarkan jumlah urine adekuat 
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria klien mampu menunjuksn peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan bilai laboratorium normal dan tidak mengalami mal nutrisi 
d. Resiko tinggi terhadap infeksi tidak terjadi dengan kriteria klien bebas tanda infeksi.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pankreas memiliki baik fungsi endokrin maupun eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan.fungsi eksokrin adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim enzim ke dalam duodenum proksimal. Dengan bertambahnya usia terjadi sedikit perubahan pada ukuran pankreas.namun demikian,pada pasien pasien yang berusia lebih dari 70 tahun akan terdapat peningkatan timbunan lemak dan bahan fibrosa dalam pankreas 
Pankreatitis (inflamasi pankreas)merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat, dan kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas di aktivasi secara prematur mengakibatkan autodigestife dari pankreas , fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. Gejala yang paling umum dari pengkreatitis adalah nyeri pada perut yang sangat parah pada bagian atas yang menjalar ke bagian punggung, klien mengalami mual dan muntah yang di perparah dengan mengkonsumsi makanan.

3.2. SARAN 
Dengan adanya pembuatan makalah asuhan keperawatan ini dengan kasus diagnosa medis pankreatitis diharapkan semua mahasiswa dapat memahami definisi atau pengertian pankreatitis, penyebab pankreatitis, dan mahasiswa bisa melakukan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami kasus diagnosa medis pankreatitis dan mahasiswa di harapkan mengetahui semua asuhan keperawatan pada penyakit pankreatitis agar mahasiswa mudah pada praktek dan berada di lapangan  langsung. 

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta: EGC
Neil & Pierce. 2006. At a glance ilmu bedah edisi 3. Jakarta : Erlangga
Doenges E. Marilynn. 1999. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
http://www.wong-ndeso-asli.blogspot.com/2013/askep pankreatitis  
Judith M & Nancy R. 2011.  Buku saku diagnosis keperawatan. Jakarta : EGC

Komentar

Postingan Populer